Selasa, 04 Februari 2020

Tiga Desa di Geragai Sering Terendam Banjir, PUPR Tanjabtim Akan Koordinasi dengan Provinsi

SABAKUPDATE.COM, MUARASABAK - Banjir yang melanda Tiga desa di Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim), akibat sungai Lagan yang mengalam pendangkalan.

Terkait hal itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Tanjabtim, Risdiansyah melalui Kabid Pengairan dan SDA, Dedi Novrianika mengatakan, pihaknya akan berkoordinas dengan pihak provinsi.

   "Sebab normalisasi sungai di Kecamatan Geragai terakhir dilakukan pada  tahun 2015. Tiga desa itu, seperti Desa Suka Maju, Kota Baru dan Rantau Karya yang merupakan aliran sungai Lagan," katanya.

Saat ini aliran sungai tersebut kondisinya sudah mengalami pendangkalan atau sedimentasi. Sehingga dengan keadaan tersebut, kerap terjadi banjir dan membutuhkan adanya normalisasi.

"Kita koordinasikan dengan tim TKPSDA Pengabuan Lagan yang mana sekretarisnya di Dinas PUPR Provinsi Jambi di Bidang Sumber Daya Air. Jadi dalam waktu dekat kami akan segera koordinasikan untuk mengatasi permasalahan tersebut," sebutnya.

Dedi berharap kepada Dinas PUPR Provinsi Jambi khususnya Bidang SDA untuk menanggapi terkait permasalahan ini. Sebab, ini menyangkut TKPSDA nya yang merupakan wilayah dari sungai Pengabuan Lagan.

Untuk diketahui, pemukiman warga di RT 01, 02 dan RT 04, Desa Kota Baru, Kecamatan Geragai, Kabupaten Tanjabtim pada bulan Januari tahun 2020 sudah Dua kali terendam banjir.

Banjir kedua lebih tinggi jika dibanding dengan banjir yang terjadi sebelumnya. Akibat banjir ini, sekitar 20 rumah warga terendam air dengan ketinggian yang bervariasi, yaitu sekitar 30 cm sampai 90 cm.

Kasrianto, warga setempat yang rumahnya juga ikut terendam banjir mengatakan, dalam Tiga tahun belakangan banjir kerap melanda pemukiman warga setempat. Bahkan banjir ini bisa terjadi Dua kali dalam Satu tahunnya.

"Hujan deras satu jam saja lokasi kami ini sudah pasti kebanjiran," ujarnya.

Dirinya juga menambahkan, banjir ini sendiri diakibatkan adanya pendangkalan anak sungai yang berada tidak jauh dari lokasi rumah-rumah yang saat ini terendam banjir.

"Anak sungai itu harus dinormalisasi akibat banyak rumput dan tengah-tengahnya sudah padat (pendangkalan), jadi airnya tidak bisa diserap lagi," tukasnya.(mln)