Jumat, 24 Juli 2020

Potensi Etnomatematika Tata Cara Upacara Adat Perkawinan Jambi

(Sebagai Alternatif Dalam Meningkatkan Kreativitas Pada Pembelajaran Matematika Materi Geometri Siswa SMP)

Oleh : SUTRIMO, S.Pd, M.Pd
SMAN I TANJUNG JABUNG TIMUR

KURIKULUM 2013 merupakan kurikulum yang menuntut siswa untuk dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran, karena pada kurikulum ini pembelajaran menitikberatkan pada siswa (student centered). Guru hanya berperan sebagai fasilitator atau mediator serta perancang pembelajaran agar siswa aktif mencari pengetahuan yang baru (Sani, 2014:3). Seperti halnya pada pembelajaran matematika. Pembelajaran matematika seharusnya dapat membimbing siswa dalam menyelesaikan masalah-masalah dalam kehidupan sehari-harinya dengan menerapkan konsep matematika dalam pembelajaran di sekolah.

Sebagai seorang pendidik, guru harus mampu membuat siswa-siswanya menjadi pribadi yang kompeten, tidak sebatas membuat siswa tahu dan mengerti saja melainkan bisa membuat siswa menjadi pribadi yang kreatif yang mampu menerapkan pengetahuan matematika dalam menyelesaikan masalah kehidupan sehari-hari.

Hal ini sejalan dengan salah satu sub bab dalam pembelajaran Matematika SMP yakni materi Geometri. Pada materi ini siswa mengalami kesulitan dalam mengubah soal cerita menjadi bentuk gambar serta memahami bentuk-bentuk bangun datar dan menentukan luas dan kelilingnya.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menyikapi belum tercapainya kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dan kesulitan matematika lainnya adalah menciptakan lingkungan dan proses pembelajaran yang dapat mengasah kreativitas siswa.

Selain itu proses pembelajaran matematika perlu dikaitkan dengan permasalahan kontekstual yang ada dalam masyarakat. Dengan menyertakan konteks budaya dapat memberikan dan menciptakan pembelajaran bermakna untuk mencapai pemahaman terpadu atas informasi keilmuwan yang diperoleh, serta penerapan informasi keilmuwan tersebut dalam konteks permasalahan komunitas budayanya.

Salah satu bentuk budaya lokal yang ada di Jambi yaitu tata acara adat perkawinan. Upacara adat perkawinan merupakan suatu tradisi yang menjadi keunikan tersendiri bagi setiap daerah. Upacara adat perkawinan  merupakan unsur budaya yang mengandung nilai-nilai dan norma-norma yang sangat luas dan kuat, mengatur dan mengarahkan tingkah laku setiap individu dalam masyarakat. Aspek-aspek matematika yang dapat diungkap antara lain sebagai berikut.

Pertama Counting (Membilang). Dalam prosesi tata upacara adat perkawinan masyarakat Jambi aspek counting (perhitungan) ini dapat ditemukan pada tahap ikat buik janji semayo, labuh lek (mengisi adat menuang lembago), dan serah terima pengantin. Kata-kata membilang yang digunakan dalam tata upacara adat perkawinan masyarakat Jambi yang dapat dinyatakan sebagai bilangan asli, ganjil, genap yang merupakan konsep bilangan yang didasarkan pada pengalaman dan kebutuhan hidupnya.

Kedua Measuring (Mengukur). Aspek pengukuran ini terdapat hampir di setiap tahap prosesi tata upacara adat perkawinan masyarakat Jambi. Pengukuran panjang, lebar, dan tinggi dilakukan saat mendesain rumah gonjong dan putro retno. Rumah gonjong berbentuk segilima dengan keliling setiap sisi alasnya 2 m, tinggi 3 m, dan ukiran disetiap sisinya berukuran 1 m x 0,5 m. Ukuran panjang dan lebar atapnya disesuaikan dengan ukuran alas dan tinggi atap sekitar 1 m. Putro retno memiliki bentuk persegi panjang dengan beberapa tingkatan. Ukuran ideal 6 m x 8 m dengan tinggi sekitar 3 m. Atap berbentuk prisma segitiga yang disesuaikan dengan ukuran alasnya dengan tinggi sekitar 1 m. Disini secara tak sadar masyarakat telah paham dalam mengukur panjang, lebar, keliling dan luas bangun datar.

Ketiga Locating (Penentuan Lokasi). Aspek pengukuran ini terdapat dalam beberapa tahap prosesi tata upacara adat perkawinan masyarakat Jambi. Dalam serah terimo pengantin, kegiatan-kegiatan telah ditentukan lokasinya. Dari suruh serayo di balairung sari, penjemputan ke rumah pengantin laki-laki, serah terimo pengantin di balairung sari, buka lanse di kamar pengantin, timbangan dan ayunan di halaman rumah gonjong, naik ke rumah gonjong dan ke putro retno.

Keempat esigning (Merancang Bangun). Aspek merancang bangun ini berkaitan dengan perencanaan dan pelaksanaan dalam mendesain sebuah bangunan. Aspek designing ini terdapat saat mendesain rumah gonjong dan putro retno.

Kelima Playing (Permainan).  Dalam prosesi tata upacara adat perkawinan masyarakat Jambi, aspek playing ini terdapat pada tahap berusik sirih bergurau pinang. Tahap ini merupakan tahap perkenalan muda mudi dimana salah satu media perkenalannya melalui permainan.

Keenam  Explaining (Menjelaskan). Dalam prosesi tata upacara adat perkawinan masyarakat Jambi, ada beberapa tahapan yang termasuk dalam aspek explaining. Dalam prosesi tata upacara adat perkawinan masyarakat Jambi, ada aturan tersendiri mengenai jumlah undangan yang diundang sesuai dengan adat yang diisi dan lembago yang dituang.

Pada penerapannya, konsep geometri pada pembelajaran matematika SMP Kelas VII ini sangat erat kaitannya pada langkah-langkah budaya Tata Upacara Adat Perkawinan masyarakat Jambi. Oleh karena itu maka budaya ini dapat diterapkan dalam proses pembelajaran terutama pembelajaran matematika materi Geometri. Pada tahapan measuring (pengukuran) dan tahap designing (Merancang Bangunan) tahapan tata upacara adat perkawinan jambi ini sangat erat kaitannya dalam konsep geometri. Dalam mendesain rumah gonjong dan putro retno Mulai dari mengukur panjang, lebar, luas, dan keliling bangun datar dan dapat dikembangkan hingga menentukan luas permukaan.

Melalui Tata Upacara Adat Perkawinan ini, guru dapat membimbing siswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir kreatifnya. Dengan memberikan kegiatan-kegiatan terkait pemahaman konsep bangun datar melalui budaya Tata
Upacara  Adat  Perkawinan  ini.  Sesuai  dengan  Kompetensi  Dasar  dan  tujuan pembelajaran.

Menyelesaikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan bangun datar segiempat (persegi, persegipanjang, belahketupat, jajargenjang, trapesium, dan layang- layang) dan segitiga Dalam proses pembelajaran, guru dapat merancang lembar kerja peserta didik (LKPD) atau lembar kerja siswa yang menuntun kegiatan belajar konsep Bangun Datar melalui Tata Upacara  Adat Perkawinan  Adat Jambi. Serta memberikan evaluasi yakni permasalahan kontekstual yang menuntun siswa dapat mengembangkan kreativitasnya dalam  menyelesaikan masalah matematika.

Berdasarkan aspek-aspek matematika dan keterkaitan budaya Tata Upacara Adat Perkawinan Adat Jambi dengan Pembelajaran Geometri (Bangun Datar) maka diharapkan penerapan pembelajaran tersebut dapat menjadi pembelajaran yang lebih kontekstual dan bermakna serta dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif siswa. Selain itu melalui penerapan pembelajaran tersebut, siswa akan lebih tertarik belajar matematika dan siswa dapat lebih mengenal budaya jambi serta melestarikannya.(***)