Minggu, 18 September 2022

Kenduri Lawang Swarnabhumi, Romi Sampaikan Keluh Kesah Kondisi Sungai Batanghari


SABAKUPDATE.COM, MUARASABAK
- Puncak penyelenggaran event nasional Kenduri Lawan Swarnabhumi di Kecamatan Kuala Jambi, Kabupaten Tanjabtim, Provinsi Jambi, pada Senin (19/9) kemarin, berjalan semarak dan meriah. Tampak masyarakat lokal dan ribuan wisatawan tumpah ruah memadati sepanjang jalan tepi pesisir sungai Batanghari Kampung Laut.


Bahkan Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P dan Direktorat Jendral Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Hilmar Farid, Ph.D beserta jajarannya yang hadir menambah puncak kegiatan yang dimulai dari Dharmasraya tersebut lebih meriah.


Rombongan Menteri beserta Gubernur Jambi dan sejumlah Kepala Daerah yang terlibat mulai melakukan penyusuran sungai Batanghari dari Pelabuhan Samudera atau PT. Pelindo menggunakan speedboat. Sesampainya di Desa Teluk Majelis, Kecamatan Kuala Jambi, rombongan disambut dengan puluhan pompong hias dan dikawal hingga ke Kelurahan Kampung Laut.


Sesampainya di Kecamatan Kuala Jambi, ribuan masyarakat telah menanti kedatangan rombongan. Bahkan suku asli setempat yakni Suku Duano, juga turut menyambut kedatangan rombongan tersebut. Berbagai kebudayaan setempat, seperti penampilan silat, tari sekapur sirih, dan berbagai budaya kesenian lainnya semakin menyemarakan puncak Kenduri Lawang Swarnabhumi.



Romi Hariyanto dalam sambutannya mengatakan, kegiatan ini jangan hanya seremonial saja, namun harus ada tindaklanjutnya agar dapat membawa manfaat bagi masyarakat Provinsi Jambi pada umumnya dan Kabupaten Tanjabtim pada khususnya. 


Pada kesempatan itu, Romi sempat bercerita bahwa Ia adalah saksi hidup terkait dengan perkembangan dan perubahan sungai Batanghari dari waktu ke waktu. Romi menegaskan, bahwa sungai Batanghari sedang merana. Maka dari itu, Dirinya bersama masyarakat Kabupaten Tanjabtim menuntut supaya sungai kami kembali bersih, sungai kami tidak lagi merana dan sungai kami harus jadi sumber kehidupan.


"Hari ini kami cuma dapat nyicip mercuri nya pak. Dulu aktifitas di sungai Batanghari seperti nyuci, mandi hingga mencari udang di tepi sungai, tapi kini sudah jarang. Harapan kami kepada bapak, bantu kami bagaimana cara untuk membudayakan sungai Batanghari kepada anak cucu kami," ungkapnya.


Sementara Bupati Romi Hariyanto berharap, beberapa cagar budaya yang ada di Kabupaten Tanjabtim seperti situs siti hawa dapat terkuak. Sehingga masyarakat Tanjabtim dapat mengetahui jati dirinya sebagai masyarakat Kabupaten Tanjabtim.


Terkait pelestarian budaya sendiri lanjutnya, pemerintah memang cukup tertinggal. Hal ini dikarenakan payung hukum terkait budaya sendiri baru ada sekitar 2017 lalu. Karenanya pemerintah berharap, turunan payung hukum tentang budaya ini dapat ditindak lanjuti di tiap daerah.(mln)